TUGAS DASAR-DASAR MANAGEMENT TERNAK
PROGRAM PEMELIHARAAN AYAM POTONG (BROILER) DAN KAMBING
Di Susun Oleh:
Nama : Dewi Agus Saputri
NIM : C31120067
Prodi : Produksi Ternak
Dosen Pembimbing:
Ir. Ahcmad Marzuki, MP
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
PROGRAM PEMELIHARAAN AYAM POTONG (BROILER) DAN KAMBING
Program Pemeliharaan Ayam Potong (Broiler)
A.
Persiapan kandang
1.
Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah
dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur
ke barat.
2.
Pergantian udara dalam kandang
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya
kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3.
Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana
peternakan.
4.
Suhu udara dalam kandang
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :
Umur (hari)
|
Suhu ( 0C )
|
01 - 07
|
34 - 32
|
08 - 14
|
29 - 27
|
15 - 21
|
26 - 25
|
21 - 28
|
24 - 23
|
29 - 35
|
23 - 21
|
B.
Tatalaksana pemeliharaan
1.
Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung
(litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung
jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih
efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak
dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan,
sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan
untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis
seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut,
suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang
menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress,
pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
Sebagai alas atau talam
(litter) dalam kandang dapat digunakan kulit gabah atau butiran strowbur
(plastik busa) yang masih baru dengan ketebalan antara 10 sampai 15 cm. Kandang
yang baik bagi anak ayam adalah apabila suhu di sisi luar sebelah bawah kandang
berkisar antara 30 sampai 32ºC. Sebilah papan atau anyaman kawat setinggi
kurang lebih 60 cm dari dasar kandang dipasang sebagai penghalang anak ayam
dari sumber panas. Ventilasi kandang merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan tinggi rendahnya suhu di dalam kandang. Beberapa ventilasi sebaiknya
disediakan penutupnya. Pada musim dingin, semua ventilasi yang menghadap pada
arah angin masuk terutama yang dekat lantai hendaknya ditutup. Sedangkan pada
musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk
sebanyak-banyaknya.
Penggunaan kipas harus
dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping penyakit
stres, ayam yang berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi
yang buruk, akan tidak mau makan atau minum secara normal. Akibatnya ayam akan
cacat dan tidak akan tumbuh dengan baik atau kerdil. Kandang harus aman dari
gangguan kucing, tikus, serta binatang pemangsa lainnya. Periksa juga atapnya
apakah tidak bocor apabila hujan turun.
a. Mulai
Menempatkan Anak Ayam dengan Benar
Segala sesuatunya sudah
harus siap bila anak ayam Anda tiba - kandang kering, peralatan bersih, suhu
kandang diatur tepat, tempat air dan makanan terisi, lantai ditutup bersih,
alas (litter) kering, dan penghalang panas berjalan dengan baik. Anda sekarang
siap menempatkan anak ayam untuk dibesarkan.
Bila anak ayam tiba,
secara lembut angkat mereka dari kotak pengirimannya dan letakkan pada kandang
yang hangat. Jangan dijatuhkan atau ditaburkan begitu saja karena dapat
melukainya dan akan tetap cacat. Anak ayam
yang masih kecil harus mendapat banyak makanan dan air segera setelah
diletakkan di kandang. Sediakan paling sedikit empat tempat berukuran satu
quart ( ± satu liter) atau dua tempat berukuran satu galon (empat quart) air
untuk tiap 100 anak ayam. Masukkan sekitar lima anak ayam ke tempat air agar
mereka tahu dimana air berada.
Tempatkan pakan pemula
(starter feed) pada karton tempat DOC atau kertas yang berukuran
12"x12" dan diletakkan disekitar tempat minum. Penempatan pakan yang
bersifat sementara ini diperlukan agar mudah kelihatan oleh anak ayam dan
memancingnya agar segera memakannya. Tempat pakan biasa yang berukuran kecil
ditempatkan di dalam kandang pada hari ke dua untuk mengurangi penghamburan
makanan. Karton DOC atau kertas tempat makanan sementara bisa dikeluarkan bila
anak ayam telah berusia 5 hari dan terlihat telah makan dari tempat makan yang
disediakan.
Penyakit dapat segera
menyebar apabila pakan dan minuman untuk anak ayam telah terkontaminasi. Pakan
dan air harus diperiksa setiap hari. Apabila kotor dan kemungkinan telah
terkontaminasi, tempat pakan dan air harus segera dibersihkan. Pakan dan
minumannya juga harus diganti dengan yang baru. Tempat pakan harus benar-benar
kering sebelum diisi dan pakan tersebut harus senatiasa berada dalam keadaan
kering. Penyebab utama
dari penyakit adalah bersumber dari pakan dan air yang tidak bersih.
Beberapa hari pertama
dari kehidupan anak ayam adalah masa yang paling kritis sehingga harus
hati-hati. Berilah perhatian tambahan dalam menyediakan kebutuhan dasar anak
ayam agar kelak dapat memungut hasilnya.
b.
Perhatian pada Anak Ayam
Bunyi anak ayam adalah
kunci untuk mengetahui keadaan kenyamannya. Apabila merasa senang, makan cukup,
suhu cocok, dan perasaan nyaman maka senangnya anak ayam ditunjukkan dengan
mengeluarkan bunyi yang bernada rendah dan lembut. Apabila kedinginan, maka
suara anak ayam akan tidak beraturan dan cenderung menciak keras. Jadi, periksalah
kandangnya apabila mereka berisik.karena anak-anak ayam yang merasa kurang
nyaman - alas lembab, kepanasan, kelaparan, atau kehausan - akan mengeluarkan
bunyi yang riuh dan keras.
Anak ayam yang
kedinginan ataupun kepanasan pertumbuhan awalnya akan lamban dan tidak akan
berkembang dengan baik. Jadi harus selalu diperiksa bahwa mereka tidak
memperoleh suhu yang terlampau dingin atau terlampau panas. Penghalang panas
hanya diperlukan selama 3 - 4 hari pertama untuk melatih anak ayam dimana
tempat yang panas berada. Penghalang ini harus dipindahkan setelah hari ke
tujuh.
Suhu di dalam kandang
bagi anak ayam berumur sehari disarankan berkisar 32ºC. Suhu ini diturunkan 3
sampai 4 derajat tiap minggu sampai palng rendah mencapai 25ºC akhir minggu
kedua. Setelah itu, panas dari kandang biasanya tidak diperlukan lagi kecuali
apabila angin dingin menyerang.
Kebersihan merupakan
keharusan. Tempat minum harus dibersihkan tiap hari. Alas kandang tidak boleh
basah karena anak ayam akan kedinginan. Kandang tidak boleh lembab karena dapat
mengundang penyakit.
Anak ayam selamanya
harus memperoleh banyak pakan dan minum. Pakan pemula (starter feed) adalah
satu-satunya makanan untuk anak ayam sampai berumur 3 minggu. Setelah itu
diberikan pakan "grower" atau "finisher".
Perhatian yang
diberikan pada anak ayam
yang dimulai dari saat kedatangannya sampai dengan masa pertumbuhannya dapat
menentukan berapa banyak jumlah anak ayam yang akan bertahan hidup dan hasil
yang akan dicapai.
c.
Penyediaan Tempat untuk Anak Ayam
Agar anak ayam tumbuh
dan tetap sehat, mereka harus disediakan ruangan yang luas untuk bermain,
makan, dan minum. Berikan banyak tempat pakan dan air minuman. Anak ayam yang
masih kecil tidak akan berjalan lebih dari 3 meter untuk mencari pakan dan air.
Tiap 10 ekor anak ayam membutuhkan satu m2 luas lantai sampai mereka berumur 3
minggu. Anak ayam membutuhkan tempat yang cukup di sekitar makanan sehingga
semuanya bisa makan secara bersamaan tanpa berdesakan.
Sediakan tempat pakan
sebanyak 2 buah yang panjangnya 1,5 meter atau 6 buah yang panjangnya 45 cm
untuk tiap 100 ekor anak ayam selama 2 minggu pertama. Setelah itu, sediakan
tiga atau empat buah tempat pakan yang panjangnya 1,5 m untuk tiap 100 ekor
ayam.
Jangan
menghambur-hamburkan makanan. Bagian terbesar unsur biaya dalam ongkos produksi
ternak ayam adalah pakan. Selama 2 minggu pertama tempat pakan diisi hampir
penuh. Jangan terlampau penuh karena akan diacak-acak oleh anak ayam dan
berhamburan di dalam kandang. Setelah anak ayam sedikit besar, isi pakan
dikurangi sampai setengah tinggi tempat pakan. Gunakan alat untuk mencegah anak
ayam masuk ke tempat pakan dan mengaisnya sehingga berhamburan ke luar atau
mengkontaminasi makanan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.
Secara bertahap, tempat
air harus diganti dari ukuran quart ke galon atau menggunakan tempat air yang
otomatis. Sediakan tiga atau empat tempat air yang berisikan satu galon atau
dua buah tempat air otomatis untuk tiap 100 ekor ayam.
Tempat air harus selalu
berisikan air yang bersih, segar, dan dingin. Wadahnya sendiri harus
dibersihkan, dicuci dengan sabun dan diisi kembali tiap hari. Bila memungkinkan
ketinggian air selalu barada di pertengahan kedalaman. Secara berkala,
ketinggian dari tempat air dan tempat pakan disesuaikan dengan tingginya
punggung ayam.
d.
Kebutuhan atas Udara
Segar
Ventilasi yang tepat di
kandang pemanas anak ayam adalah hal yang sangat penting. Penggunaan kipas
harus dihindarkan karena dapat mnyebabkan ayam menjadi sakit. Disamping
penyakit stres, ayam tidak akan mau makan atau minum secara normal apabila
berada dalam tempat yang terlalu panas karena sistem ventilasi yang buruk.
Akibat lebih lanjutnya adalah ayam akan cacat dan menjadi kerdil.
Waspadalah terhadap
kemungkinan terjadinya perubahan cuaca yang tiba-tiba. Buatlah penyesuaian yang
diperlukan atas sistem ventilasi kandang. Pada musim dingin, tutup semua
ventilasi yang menghadap pada arah angin masuk terutama yang dekat lantai. Pada
musim panas, bukalah ventilasi selebar-lebarnya agar udara segar masuk
sebanyak-banyaknya.
Pencegahan yang paling
baik untuk Coccidiosis adalah pengelolaan dan sanitasi yang cermat. Semua
peralatan agar senantiasa dijaga dalam keadaan bersih, terutama tempat pakan
dan tempat air. Organisme coccidia membutuhkan tempat yang berada dalam kondisi
yang lembab atau basah untuk melanjutkan siklus kehidupannya. Apabila
membersihkan tempat air, jangan membuang sisa air ke alas kandang. Alas kandang
harus senantiasa kering dengan membalikannya tiap minggu serta membuang kotoran
yang menempel padanya. Ventilasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga alas
kandang tidak sampai lembab. Sirkulasi udara dalam kandang harus bekerja dengan
baik tetapi hindarkan penggunaan kipas angin terutama apabila anak ayam masih
kecil.
Coccidiosis dapat
menyerang setiap saat setelah anak ayam berumur 2 minggu. Jangan menunggu
sampai semua ayam menunjukkan gejala yang sama baru mengambil tindakan
pengobatan. Begitu kelihatan ada tanda yang mengarah pada penyakit itu, segera
dapatkan obat yang cocok dari toko obat atau perusahaan peternakan ayam.
Lakukan pengobatan segera dengan mengikuti petunjuk yang tertera pada label
obat.
e.
Memberi Pakan Yang Tepat Untuk Anak Ayam
Anak ayam memerlukan pakan
berkualitas tinggi agar tumbuh dengan prima. Pakan yang mengandung nutrisi
seimbang dapat diperoleh dari toko makanan ayam. Berikan pakan “starter” untuk
anak ayam selama tiga minggu pertama dan kemudian disambung dengan
“grower”.
Hindari pemberian pakan tambahan
selain pakan seperti yang disebutkan di atas. Meru pakan starter, grower,
developer, dan layer diformulasikan dan dirancang sebagai satu-satunya pakan
untuk makanan ayam. Apabila makanan tambahan diberikan, ayam cenderung untuk
mengurangi mengkonsumsi pakan komplit yang seharusnya dengan adanya makanan
tambahan tadi, dan akhirnya mereka tidak menerima jumlah nutrisi yang
semestinya. Akibatnya ayam menjadi kekurangan gizi dan tingkat pertumbuhannya
akan menurun, dan kemudian mati.
Berikan ruang pakan yang luas.
Setiap anak ayam pada tingkat awal memerlukan 2,5 cm ruang pakan. Kebutuhan
ruang pakan ini meningkat sejalan dengan pertumbuhannya. Berikan satu atau dua
tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam
untuk 3 minggu pertama. Setelah lewat waktu tersebut, berikan tiga atau empat
tempat pakan berukuran 120 cm untuk tiap 100 ekor anak ayam.
Jangan membuang-buang pakan. Tiga
per empat atau lebih dari biaya produksi ternak ayam adalah biaya untuk pakan.
Jangan pernah mengisikan pakan melebihi setengah dari isi tempat pakan, karena
anak ayam akan mengaisnya sehingga pakan akan berhamburan ke alas kandang dan
akhirnya terbuang percuma. Dan penahan tampias pada tempat pakan dijaga agar
berada pada tempatnya untuk mengurangi penghamburan pakan dan mencegah
terjadinya kontaminasi. Naikkan ketinggian tempat pakan disesuaikan dengan
pertumbuhan anak ayam. Bibir tempat pakan harus senantiasa sama tinggi dengan
punggung anak ayam.
Bila menggunakan pakan dari pabrik,
ada 2 tahan pemberian pakn berdasarkan umur ayam. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai
20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut
penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %.
Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan suplemen lewat air
minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan
dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
Dapat juga menggunakan suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air
minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio).
Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot
ayam yang dipanen. Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan,
karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi).
Penggunaan suplemen seperti POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut
f.
Memelihara Perkembangan Ayam
Dengan sistem ventilasi dalam
kandang yang tepat, pemberian air minum yang bersih, dan pemberian makanan yang
dijaga keseimbangannya maka anak ayam akan terus tumbuh dengan baik. Ventilasi
yang tepat akan menjaga kandang dan alasnya tetap kering sehingga membantu
dalam mencegah timbulnya penyakit. Alas yang basah atau kandang yang lembab
akan mengundang penyakit. Selanjutnya, anak ayam akan tumbuh lebih cepat dan
hidup lebih baik bila mereka ditempatkan pada kandang yang cukup luas.
Tambahkan tempat pakan dan tempat minumnya sesuai kebutuhannya dengan semakin
besarnya tubuh anak ayam mengikuti pertumbuhannya.
Sediakan pakan penumbuh (growing
mash) yang baik di depan ayam sepanjang waktu. Air harus tetap segar dan
dingin. Air mancur dijaga agar senantiasa dalam keadaan yang baik dan selalu
dibersihkan setiap hari.
Bersihkan semua sampah dan
benda-benda aneh dari tempat pakannya setiap hari. Apabila pakan untuknya
kelihatan basah pada tempat makanannya, sebaiknya segera diganti. Bersihkan dan
keringkan tempat pakannya sebelum diisi kembali dengan makanannya yang baru.
Tempat yang terlalu
berdesak-desakan, temperatur yang terlalu panas, tempat pakan dan tempat air
minum yang kurang banyak, pakan yang tidak mencukupi, dan adanya penyakit
parasit merupakan sumber dari timbulnya kanibalisme. Pemeliharaan serta
pengelolaan ternak ayam yang baik akan mencegah timbulnya problema kanibalisme.
Apabila anak ayam dibiarkan
berkeliaran, mereka harus dilindungi dari pemakan mangsa dan ayam yang buas
terutama pada malam hari. Tikus dan kutu ayam kalau dibiarkan dapat menyebabkan
kontaminasi pada makanan ayam yang akhirnya dapat menimbulkan penyakit.
Tetaplah berjaga-jaga atas munculnya
setiap pertanda yang menunjukkan awal timbulnya penyakit. Apabila identifikasi
masalah dibuat lebih dini, maka akan lebih mudah dalam menangani dan
menghilangkan masalah tersebut dari pada menunggu setelah kerusakan terjadi.
Banyak penyakit yang dapat diidentifikasikan berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkannya.
·
Teknis Pemeliharaan
a. Minggu Pertama (hari ke-1-7). Anak ayam/DOC
dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang
ditambah POC NASA dengan dosis +
1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi
yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per
ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan
minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada
awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles). Mulai hari ke-2
hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum
yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
b. Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu
kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih
ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu
kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
c. Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat
dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per
ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan
vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau
air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum
untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga
akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin
tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
d. Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak
diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28
hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam.
Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan
adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam
juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap
penyakit.
e. Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang
perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran
yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas
lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor
atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling
penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg.
Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
f. Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang
untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan
lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang
baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan
lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai
kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam
lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau
berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar
untuk disembuhkan.
Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang
baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti
N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati,
mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar
kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal,
pemberian POC NASA dapat dicampur
dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol
Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat
juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan : Mineral-mineral
yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah
dan lain-lain. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine,
Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai
penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh.
Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan
ketahanan tubuh.
g.
Vaksinasi Ayam
Metode
ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari salah satu sayap dibuang
sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat untuk
penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum
vaksin dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses
vaksinasi selesailah sudah. Yakinkan bahwa semua ayam yang belum pernah
divaksinasi telah mendapat giliran.
2.
Panen
Ø Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Ø Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa
tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
3.
Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa
tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah
budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai
kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan
formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama
10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri,
yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.
4.
Pascapanen
1) Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di
kandang penampungan (Houlding Ground)
2) Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar
keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini
agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3) Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-
54,4°C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus
dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4) Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan
ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada
daging siap
dimasak dalam
kemasan terpisah.
5) Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.
Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki
ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
PROGRAM
PEMELIHARAAN KAMBING
A. Lokasi Dan Model Kandang
Lokasi kandang
sebaiknya di pilih di tempat teduh, tetapi cukup mendapatkan sinar matahari di
waktu pagi. Lokasi kandang sebaiknya tidak terlalu jauh dari rumah, misalnya di
belakang rumah sehingga memudahkan pengawasan dan penjagaan dari berbagai
gangguan dan hal-hal lain yang tak terduga. Namun, kandang sebaiknya dibangun
agak jauh dari lalulintas masyarakat ramai sehingga ternak bisa hidup tenang.
Kandang yang baik biasanya memberi perlindungan yang aman bagi ternak yang
menghuninya.
Kandang sebaiknya
didirikan diatas tanah yang kondisinya padat, tidak kering, tidak becek diwaktu
hujan, bersih, selalu mendapat sinar matahari pagi, jauh dari pepohonan besar atau
agak terbuka tempatnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan ternak dari
serangan penyakit. Jika tempat kandang basah atau lembap, ternak akan mudah
terserang pilek.
Dalam membangun kandang
harus memperhatikan kondisi, konstruksi, dan perlengkapan kandang.
Kondisi kandang adalah
bentuk atau model kandang yang bisa membantu ternak terhindar dari gangguan
alam secara langsung seperti hembusan angin, terpaan hujan, dan sengatan terik
matahari. Untuk mendapatkan kandang yang
optimal diperlukan perencanaan konstruksi yang baik. Model kandang disesuaikan
dengan keperluan. Kandang sebaiknya kokoh, awet dipakai, memenuhi syarat
kesehatan, dan nyaman dihuni oleh ternak. Model kandang untuk kambing umumnya
berbentuk panggung yang dibangun diatas permukaan tanah sehingga terdapat
kolonh dibawah kandang. Tinggi kolong dari permukaan tanah ssekitar 0,5 m.
Konstruksi kandang yang
baik adalah kokoh, kuat, dan tahan lama. Kandang yang baik adalah kandang yang
memiliki ventilasi lancar, dindingnya kuat dan baik, atap tidak bocor, serta
lantainya tidak mudah lembab. Rangka dan dinding kandang bisa terbuat dari
kayu, bambu atau beton yang kokoh. Dinding kandang sebelah kiri, kanan, dan
belakang ditutup untuk menghindari arus angin.
Atap kandang berfungsi
untuk melindungi ternak dari panas matahari, hujan, dan angin. Bahan untuk atap
dapat dibuat dari genting, asbes, ijuk atau rumbia. Bahan ini sangat baik
karena tidak menimbulkan panas dalam kandang dan tahan lama.
Lantai kandang dibuat
dari bilah-bilah bambu, papan, atau lapisan semen. Agar tidak menimbulkan
kecelakaan bagi ternak, sebaiknya lantai dibuat rata, datar, tidak licin, tidak
terlalu keras dan tajam, serta tidak mudah ditembus air. Lantai kandang dibuat
sejajar dengan papan lantai dengan lebar celahnya antara 1-1,5 cm sehingga
kotoran dan air kencing dapat jatuh kebawah. Selain itu, lantai bercelah juga
memudahkan pengumpulan kotoran dan pembersihan kandang. Jika dipilih model
kandang tidak berkolong maka harus diperhatikan pembuatan lantainya. Keadaan
lantai harus selalu kering, bersih, tidak becek atau lembab, dan mudah
dibersihkan.
B. Ukuran Kandang
Kambing jantan dan
betina sebaiknya dipelihara secara terpisah. Begitu pula anak-anak kambing
setelah lepas sapih, yaitu berumur 2-4 bulan. Kandang untuk pejantan dibuat
khusus dengan ukuran 125 cm x 150 cm per ekor atau mnimal 150 cm2
luas kandang. Kandang dengan ruangan cukup luas akan membuat kambing bisa b
ergerak leluasa sehingga kondisinya tetap kuat dan aktif. Kandang untuk
pejantan ini sebaiknya diletakkan terpisah jauh dari betinanya agar tidak
mengganggu induk yang sedang bunting atau beranak.
Kandang untuk betina
yang belum beranak dibuat dengan ukuran 100 cm x 125 cm per ekor. Jika
kambing-kambing betina dipelihara secara berkelompok, misalnya 4 ekor,
sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran panjang 300 cm, lebar 150 cm dan tinggi
175-225 cm. Untuk induk betina yang sedang bunting tua atau siap melahirkan
anak, sebaiknya ditempatkan dikandang khusus yang berukuran 125 cm x 150 cm x
175 cm per ekor.
Anak kambing lepas
sapih yang berusia 2-4 bulan harus dibuatkan kandang tersendiri berukuran 100
cm x 125 cm x 175 cm per ekor atau dibuat seperti kandang kambing betina yang
dipelihara secara berkelompok, yaitu tanpa dinding penyekat sehingga anak-anak
kambing lebih bebas bergerak.
Tabel ukuran kandang
dan tingkat kepadatan kambing.
Keadaan ternak
|
Luas kandang (m2)
|
Jumlah populasi
|
Jantan dewasa ( 1 tahun)
|
1,25 x 1,50
|
1 ekor
|
Betina dewasa ( 1 tahun)
|
1,00 x 1,25
|
1 ekor
|
Betina dewasa ( 1 tahun)
|
3,00 x 1,50
|
4 ekor
|
Betina bunting/menyusui
|
1,25 x 1,50
|
1 ekor + anak
|
Anak lepas sapih ( 2-4 bulan)
|
1,00 x 1,25
|
1 ekor
|
Kandang dapat disekat
menjadi beberapa bagian. Hal ini akan memudahkan pemeliharaan, pengontrolan
ternak yang sakit, pengaturan perkawinan induk, dan pengontrolan induk yang
sedang bunting atau menyusui. Luas kandang berbeda untuk status fisiologis yang
berlainan. Untuk 110 ekor kambing diperlukan 40 x 50 m2 = 6000 m2
lahan. Untuk 100 ekor induk beranak dan 10 pejantan diperlukan kandang seluas
165 m2. Induk betina dikelompokkan (10-20 ekor) dengan satu pejantan
dalam satu ruang kandang.
Kambing yang
dikandangkan secara berkala 2 atau 3 kali seminggu perli digembalakan agar
bebas bergerak di lapangan terbuka. Pelepasannya harus diawasi, agar tidak
merusak tanaman orang lain. Penggembalaan diusahakan berpindah-pindah tempat.
C. Perlengkapan Kandang
Perlengkapan kandang
sangat diperlukan dalam rangka mempermudah pemeliharaan ternak kambing. Perlengkapan kandang yang
dibutuhkan saat pemeliharaan kambimg dijelaskan seperti berikut.
1. Tempat pakan (palungan)
Perlengkapan
ini biasanya terbuat dari bambu atau kayu papan. Palungan diletakkan menempel
disisi kandang dengan ukuran dasar selebar 25 cm, tinggi (dalam) 50 cm, lebar
atasnya 50 cm, serta panjang disesuaikan dengan panjang kandang. Lebar celah
kandang untuk tempat mengeluarkan kepala kambing ketika makan sekitar 30 cm.
Jarak antara dasar tempat pakan dengan lantai kandang setinggi 25 cm.
2. Tempat hijauan pakan
Wadah
ini sebagai tempat untuk menyeleksi pakan hijauan sebelum diberikan kepada
kambing. Pakan hijauan diharapkan tidak kotor, basah, dam tercampur bahan pakan
lain yang bisa merugikan kesehatan ternak. Wadah mirip palungan ini dibuat agak
jauh dari kandang. Tempat ini digunakan untuk meletakkan, menyimpan,
meniriskan, dan sedikit melayukan hijauan sebelum diberikan kepada ternak
kambing yang dipelihara.
3. Tempat minum
Tempat
minum yang biasa digunakan adalah ember plastik atau wadah lain yang serupa.
Tempat minum ini setelah diisi air bersih disimpan dipinggir kandang bagian
dalam agar ternak kambing dapat memanfaatkannya, terutama saat akan minum.
Selain itu, dapat mempermudah peternak saat akan mengambil, membersihkan, dan
mengisi air kembali.
4. Tempat kompos
Tempat
kompos berfungsi untuk mengumpulkan kotoran. Tempat ini berada dibawah kolong
kandang panggung berupa lubang galian dalam tanah yang cukup dalam agar dapat
menampung kotoran yang banyak. Kotoran dan air kencing kambing ditampung di
dalamnya. Kotoran kambing ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena
banyak mengandung nitrogen, kalium, dan fosfor sehingga sangat baik untuk
memupuk tanaman. Setiap ekor kambing yang beratnya 50 kg, dapat menghasilkan
pupuk kandang minimal 1 ton dalam setahun.
5. Pintu kandang
Daun
pintu dibuat cukup lebar dan tinggi sehingga ternak maupun pemeliharanya dapat
dengan mudah keluar masuk kandang. Pintu kandang dapat terbuat dari kayu
ataupun bambu.
6. Tangga
Kandang
panggung mutlak memerlukan tangga sebagai sarana naik dan turun ternak maupun
pemeliharanya. Tangga kandang ini biasanya dibuat agak landai, tidak licin, dan
terdapat alur-alur melintang guna menahan kaki ketika ternak sedang berjalan
naik atau turun tangga.
7. Ruang utama
Ruang
kandang adalah ruang utama tempat ternak agar bisa bergerak leluasa di
dalamnya. Ruangan kandang sebaiknya disesuaikan dengan jenis kambing. Namun,
biasanya setiap ekor kambing dewasa memerlukan ruangan seluas 1,5 m x 1 m.
D.
PENGEMBANGBIAKAN
TERNAK KAMBING
1. Memilih Calon Induk
Kriteria
pemilihan calon induk betina dan jantan antara lain sebagai berikut:
1)
Calon bibit yang dibeli berasal langsung
dari peternak.
2)
Calon induk yang baik dapat diketahui
dengan melakukan seleksi. Seleksi bisa dilakukan dengan memperhatikan catatan
kemampuan produksi setiap individu anak yang dicirikan dari timbangan berat
waktu lahir, jumlah kelahiran, dan berat sapih. Selain itu, dapat diketahui
pula dari kemampuan produksi tetuanya (induk jantan dan betina) serta saudara
dari anak pejantan.
3)
Setelah itu, dilakukan proses seleksi
dengan memperhatikan penampilan fisik ternak muda mulai dari depan, samping
kanan dan kiri, serta belakang. Calon yang dipilih adalah yang memiliki bentuk
tubuh bagus, seimbang, dan tidak cacat. Setelah itu, diperhatikan kesesuian
ketentuan umur, warna kulit, tinggi gumba, keadaan gigi, berat badan dengan
kriteria bibit sesuai persyaratan dan mutu bibit yang berlaku.
4)
Karakter yang baik terlihat dari
ekspresi muka yang cerah, tenang, pandangan mata berseri. Kambing jantan yang
baik sifatnya agresif dan tidak ada kelainan pada alat kelaminnya. Kambing
betina yang baik bertingkah laku normal dengan sifat keibuan.
5)
Bentuk tubuh normal dan bagian belakang
tubuh tampak berat. Hal ini merupakan
tanda bahwa kambing itu mampu mendukung berat air susu.
6)
Dilihat dari bentuk tubuh
·
Dari arah depan: tubuh terlihat besar,
kaki lurus, dan jarak antarkakinya lebar.
·
Dari samping: tubuh terlihat tinggi,
panjang, dan dalam. Punggung lurus dan bentuk tubuh terlihat persegi panjang.
·
Dari arah belakang: tubuh terlihat
besar, serta kaki belakang berantara lebar dan kuat, tulang rusuk berkembang
sehingga dada terlihat luas dan perkembangan daging baik.
7)
Khusus kambing betina bentuk ambingnya
besar, rasanya lembut kalau dipegang dan juga mudah dilipat-lipat. Bulu yang
tumbuh disekitar ambing lembut dan halus. Di bawah kulit ambing terlihat
urat-urat pembuluh darah dan kulit ambingnya mengisut. Puting susu bergantung
pada ambing serta bentuknya simetris dan ukurannya cukup besar. Sifatnya
keibuan, gerak-geriknya ramah, jinak, serta mampu melahirkan anak kembar.
8)
Khusus kambing jantan, tubuhnya besar
dan kuat, buah zakar panjang, dan sifat kejantanannya terlihat nyata. Calon
induk jantan berasal dari induk betina yang beranak dua atau lebih agar dapat
menurunkan anak kembar.
2. Menentukan Usia Kambing Lewat Gigi
Usia kambing dapat
diketahui dari pertumbuhan gigi serinya. Gigi seri kambing hanya terdapat pada
rahang bawah sebanyak 8 buah (4 pasang). Gigi seri ini sudah keluar lengkap
sejak dilahirkan. Gigi seri yang sejak lahir belum berganti dinamakan gigi
susu, sedangkan gigi seri yang telah tanggal akan tumbuh lagi. Gigi seri baru
ini dinamakan gigi seri tetap.
Tabel pergantian gigi
seri kambing
Umur
|
Gigi seri yang berganti
|
Umur kurang dari 1 tahun
|
Gigi seri belum ada yang diganti
|
Umur 1-1,5 tahun
|
Gigi seri dalam (I1) berganti
|
Umur 1,5-2 tahun
|
Gigi seri tengah dalam (I2) berganti
|
Umur 2,5-3 tahun
|
Gigi seri tengah luar (I3) berganti
|
Umur 3-4 tahun
|
Gigi seri luar (I4) berganti atau
semua (8) gigi seri telah berganti
|
Lebih dari 4 tahun
|
Penentuan umur berdasarkan
perubahan-perubahan gigi geliginya
|
Pergantian dan tumbuh
gigi seri kambing sangat teratur waktunya. Gigi seri menggantikan gigi seri
susu dengan bentuk yang lebih besar, kuat, dan warnanya lebih kekuningan.
Berdasarkan pergantian dan pertumbuhan gigi seri, umur kambing bisa ditentukan.
Penentuan umur kambing
kurang dari 1 tahun dengan memeriksa pertumbuhan gigi gerahamnya. Anak kambing
yang baru lahir, terdapat 2-8 buah gigi seri, umur 3-6 bulan gigi geraham nomor
4 tumbuh, dan umur 9 bulan gigi geraham nomor 5 tumbuh.
3. Menentukan Masa Perkawinan
Kambing
betina mulai dewasa pada umur 6-8 bulan. Pada usia tersebut kambing sudah bisa
dikawinkan. Namun, untuk kambing PE perkawinan pada usia tersebut harus
dihindari karena alat reproduksinya belum berkembang sempurna. Sebaiknya masa
perkawinannya ditangguhkan hingga mencapai umur antara 15-18 bulan. Untuk
menghindari perkawinan usia muda, pemeliharaan kambing betina dipisahkan sejak
usia 5 bulan. Didalam kandang maupun di tempat penggembalaan, kambing betina
sebaiknya dipisahkan dari kambing jantan. Kandang kambing jantan sebaiknya
cukup luas sehingga kambing dapat bergerak leluasa, tetep kuat dan aktif.
Kambing
sebaiknya dimandikan satu kali dalam seminggu, terutama jika hari panas.
Pakannya juga harus diperhatikan, jangan sampai tubuhnya berkembang terlalu
gemuk. Kambing jantan yang gemuk tidak bisa dijadikan pejantan yang baik karena
akan menjadi pemalas dan nafsu kawinnya berkurang. Kambing jantan siap
dikawinkan pada usia 6-8 bulan. Sejak saat itu, kambing jantan telah mampu
mengawini kambing betina dewasa. Namun, untuk kambing PE baru menjadi pejantan
yang baik jika usianya telah mencapai antara 10-18 bulan.
Perkawinan
kambing jantan dan betina harus diatur agak tidak terlalu lelah. Satu ekor
pejantan dapat mengawini 20-25 ekor betina dan dalam sehari dapat melakukan
perkawinan 4-5 kali sebanyak 2-3 hari/minggu. Pejantan yang baik selalu dalam
keadaan berahi. Setipa menerima rangsangan atau mencium bau kambing betina yang
berada tidak jauh darinya maka berahinya akan bangkit.
Kambing
jantan yang digunakan sebagai pejantan harus dirawat dengan baik dan diberi
pakan bermutu yang mencukupi jumlahnya. Pejantan hanya dapat memberikan
keturunan yang baik sampai umur 8 tahun. Lewat dari usia itu, pejantan sudah
dianggap tua sehingga harus diapkir dan diganti pejantan lain yang usianya lebih
muda. Sebaiknya tidak mengawinkan kambing tepat 5 bulan sebelum musim hujan.
Dimaksudkan agar anaknya tidak dilahirkan pada musim hujan yang lebat. Kalau
kambing jantan tidak mau mengawini betina pasangannya, sebaiknya kambing betina
yang tidak disukai itu dicarikan pasangan pejantan lain yang mau mengawini.
Perkawinan antara kambing jantan dan betina bisa diatur sehingga dapat
diramalkan saatnya produksi ternak dapat diperoleh.
Kambing
betina yang sudah dewasa dan siap kawin selalu menunjukkan tanda-tanda berahi,
yaitu sering mengembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan tubuh pada dinding
kandang atau kayu, gelisah, nafsu makannya berkurang, ekornya dikibas-kibaskan,
sering berkemih, bibir kemaluan agak membengkak, selaput bagian dalam agak
kemerah-merahan, dan keluar lendir yang jernih. Masa berahi itu berlangsung
sekitar 16-20 jam dan berulang setiap 3 minggu.
Jika
tanda-tanda berahi sudah terlihat, sebaiknya kambing betina segera dikawinkan.
Kambing betina yang berahi segera dimasukkan kedalam kandang pejantannya. Induk
betina jika benar-benar berahi kalau dilepas dekat pejantan mengawini
pasangannya dua kali berturut-turut. Setelah kawin, betinanya diajak
berjalan-jalan agar sperma yang telah diterimanya itu tidak tumpah keluar.
Untuk
mengetahui bahwa perkawinan berhasil, dapat dilihat dari tingkah lakunya.
Betina yang semula membiarkan dirinya didekati, kemudian pada malam berikutnya
menjauhi pejantan yang mendekati. Jika hari berikutnya masih menjauhi pejantan
yang mendekatinya maka kemungkinan kambing betina tersebut bunting.
4. Merawat Kambing Bunting
Seleksi terhadap induk
bunting dapat dilakukan 2 bulan setelah perkawinan. Ternak yang tidak bunting
sebaiknya dikeluarkan dari kandang, lalu diikiutkan kelompok lain untuk
perkawinan berikutnya. Tanda-tanda permulaan bunting sulit diketahui dengan
pasti, tetapi perubahan tingkah lakunya dapat diamati dan di jadikan pegangan.
Kambing betina yang sedang bunting muda, gerak-geriknya agak tenang, tidak
gelisah, tidak agresif lagi, nafsu makan meningkat dan sering menjilat-jilat
pintu kandang atau lantai. Kalau sudah hamil, harus segera dipisahkan dari
kambing lainnya, yaitu dimasukkan ke dalam kandang tersendiri. Kambing yang
bunting membutuhkan perawatan dan pakan yang lebih baik agar anak yang
dikandungnya dapat tumbuh sehat. Masa bunting kambing ternak berlangsung
sekitar 150 hari. Pada saat bunting muda, sebaiknya kambing dijaga dan
dihindarkan dari hal-hal yang menyebabkan stress. Pada 3 minggu pertama belum
terlihat pertumbuhan kebuntingan yang nyata. Baru pada 8 minggu terakhir, perut
dan kelenjar ambing terlihat membesar.
Kambing yang sedang
bunting perlu mendapat sinar matahari yang cukup setiap hari. Kandang harus
luas agar kambing dapat bergerak leluasa dan kondisi tubuhnya selalu terjaga
agar tetap sehat, segar, dan kuat. Kambing yang sedang bunting harus
dihindarkan dari perkelahian, jangan sampai terkena pukulan, terjatuh atau
dipaksa melakukan kerja berat. Jika hal itu terjadi maka kambing akan stress
atau keguguran.
5.
PENANGANAN KELAHIRAN ANAK KAMBING
Kelahiran normal kambing etawa
berkisar antara 145 – 155 hari dari masa kawin. Beberapa induk kambing etawa
cenderung melahirkan pada lebih awal atau lebih lambat. Jika diambil rata-rata
dari kisaran masa melahirkan ini maka didapatkan nilai 150 hari (5 bulan).
Siklus dari masa bunting (gestation) kambing etawa dapat dilihat di bawah ini,
a) Kelahiran
Kambing etawa yang bunting tua dan
mendekati masa kelahirannya akan menunjukkan tanda-tanda seperti gelisah, nafsu
makan terhambat, gelisah dan kakinya menggaruk-garuk lantai. Secara fisik
puting susu membesar dan mengeras. Alat kelamin luar (vulva) membengkak
berwarna merah dan berlendir. Jika vulva sudah mengeluarkan cairan maka dapat
dipastikan masa kelahiran akan terjadi dalam beberapa jam kemudian. Karena diperlukan
pengananan kelahiran anak kambing etawa. Peternak harus menjaga proses
kelahiran ini untuk menjaga kemungkinan kesulitan kelahiran yang mungkin
terjadi.
Dua hal sederhana tapi penting yang perlu disediakan
oleh peternak:
- Kain
lap kering, untuk menyerap cairan yang keluar pada saat proses kelahiran
berlangsung
- Air
hangat, untuk membersihkan tangan untuk membantu proses kelahiran dan
membersihkan vulva.
Pada saat cairan sudah keluar dari
vulva dan terlihat mengejan (yang ditandai induk kambing etawa merentangkan
kaki belakang dan ekor tegak) maka peternak perlu menghitung waktu kelahiran.
Kelahiran harus tejadi dalam waktu kurang dari satu jam. Jika anak belum keluar
dalam satu jam, maka telah terjadi kesulitan. Peternak harus membantu proses
kelahiran ini.
Seekor induk kambing etawa rata-rata dapat melahirkan
dua ekor anak, dan jarang melahirkan satu ekor anak. Pada kasus yang tertentu
dapat melahirkan tiga sampai empat ekor anak. Setelah seekor anak keluar dari
rahim sang induk, peternak harus membersihkan lendir-lendir yang mungkin
tertinggal di muka dan mulut anak kambing etawa. Tujuannya untuk memudahkan
pernapasan anak kambing etawa. Jika masih terjadi kesulitan pernapasan,
peternak dapat melakukan langkah berikut:
- Kedua
kaki belakang anak kambing etawa dipegang dan diangkat tinggi sehingga
posisi kepala dibawah sambil sesekali diayunkan. Meskipun terlihat kasar,
cara ini efektif, mendorong sirkulasi darah dan pernapasan.
- Jari
kelingking dimasukkan ke dalam mulut anak kambing etawa untuk membersihkan
lendir yang tertinggal di dalam mulut kambing etawa.
b) Masa Jalinan
(Bonding)
Secara naluri induk kambing etawa
akan menjilati tubuh anaknya. Perlu diingat oleh peternak bahwa proses
kelahiran adalah proses yang sulit dan menyakitkan bagi sang induk. Ada kalanya
naluri induk ini tidak berjalan semestinya karena sakit yang dirasakan ini. Hal
ini tidak hanya terjadi pada indukan yang baru melahirkan, tetapi dapat juga
terjadi pada induk yang sudah pernah melahirkan. Karena itulah bantuan dari
peternak sangat dibutuhkan. Setelah membersihkan lendir di muka anak kambing
etawa, letakkan anak kambing di depan induk sang kambing etawa. Disinilah ada
jalinan (bonding) antara anak kambing etawa dan induk kambing etawa. Induk
kambing etawa akan menjilat dan memakan lendir yang menutupi tubuh bahkan tali
pusar dari anak kambingnya. Biarkan induk menjilati tubuh anaknya sampai
bulunya kering. Masa bonding ini adalah masa penting dimana induk
kambing etawa akan melihat dan mengenali bau anaknya.
c) Perawatan
Setelah 3 – 6 jam anak kambing etawa
akan bisa berdiri sendiri. Anak kambing etawa akan menyusu pada puting induknya
untuk memperoleh susu pertama (colostrum). Colostrum mempunyai khasiat untuk
sebagai antibodi bagi anak kambing etawa. Ambing akan menghasilkan colostrum
selama 5 – 7 hari. Setelah itu ambing menghasilkan susu.
Ada baiknya peternak membantu anak kambing etawa untuk
menyusu pada induknya dengan cara mengarahkan anak kambing etawa pada puting
induknya. Jangan memaksa anak kambing etawa untuk menyusu dengan menekan
kepalanya ke puting induknya. Diperlukan kesabaran dari peternak agar anak
kambing etawa dapat menyusu pada indukannya.
Beberapa peternak memotong tali
pusar setelah anak kambing etawa keluar. Cara ini tidak begitu efisien kecuali
peternak benar-benar yakin akan kesterilan alat yang dipakai untuk memotong.
Jika alat yang dipakai memotong tidak steril akan menimbulkan infeksi pada anak
kambing. Tanda infeksi anak kambing etawa terjadi dalam masa 1 minggu dari awal
kelahiran. Anak kambing etawa yang tadinya sehat akan menjadi kaku dan akhirnya
akan mati. Karena itu kami rekomendasikan cara yang alami kecuali pada kasus
tali pusar terlalu panjang sehingga menggangu anak kambing etawa.
d) Pembersihan
Induk kambing etawa yang telah
melahirkan hendaknya dibersihkan daerah bagian vulvanya sampai bersih. Hal ini
untuk menghindari penyakit yang mungkin berkembang di daerah tersebut. Selain
itu lantai kandang juga perlu dibersihkan setelah masa kelahiran selesai.
e) Pemisahan
Anak Kambing
Pemisahan
anak kambing yang baru lahir sangat penting dilakukan terutama dalam ruang
kandang. Besar kemungkinan anak kambing etawa dapat mati terinjak atau
tertindih oleh induk kambing etawa. Karena itu diperlukan kotak (box) khusus
untuk memisahkan anak kambing. Anak kambing etawa dipisahkan selama 5 hari
sampai 1 minggu. Anak kambing etawa disusukan ke induknya tiga kali pada pagi,
siang dan sore. Jangan menahan atau menunda waktu menyusu selama satu minggu
ini karena anak kambing etawa benar-benar membutuhkan pasokan susu agar
pertumbuhannya bagus.
f) Penjemuran
Penjemuran adalah salah satu praktek
yang dianjurkan untuk anak kambing etawa yang baru lahir. Anak kambing etawa
dijemur di pagi hari selama satu jam. Penjemuran anak kambing etawa tidak boleh
terlalu lama. Peternak perlu menjaga anak kambing etawa agar tidak terinjak
oleh indukan pada masa penjemuran.
g) Masa
Mengawasi
Peternak perlu mengawasi
perkembangan anak kambing etawa sampai 5 hari atau 1 minggu dari kelahirannya.
Pada masa ini adalah masa kritis karena anak kambing etawa masih belum kuat.
Setelah masa ini dilewati anak kambing etawa sudah kuat dan lincah. Untuk
keperluan produksi susu kambing, setelah masa ini susu anak kambing etawa sudah
dapat digantikan susu sapi.
PERAWATAN
KAMBING
1. Sanitasi Pada Kandang Kambing
Kandang kambing harus dibersihkan rutin setiap pagi, terutama
lantai yang penuh dengan kotoran kambing. Tempat pakan dan tempat minum juga
harus dibersihkan tiap hari untuk mencegah penyebaran penyakit melalui makanan
dan minuman. Setidaknya setiap 6 bulan sekali kandang sebaiknya dikosongkan dan
disemprot dengan disinfektan dengan tujuan membunuh mkroba penyebab penyakit.
2. Pemberian Obat Cacing Pada Kambing
Cacing merupakan parasit dalam tubuh yang mengakibatkan
ternak menjadi kurus, meskipun telah makan banyak. Umumnya, obat cacing
diberikan 2-3 bulan sekali, lewat mulut atau lewat suntikan. Obat cacing yang
diberikan lewat mulut adalah albandazole sebanyak 10-20 mb/kg BB
(berat badan kambing yang diberi obat), febendazole sebanyak 0,2-0,25
ml/kg BB. Sementara obat yang diberikan lewat suntikan adalah dovanile
sebanyak 0,1 ml/kg BB.
Vaksinasi untuk ternak kambing biasanya dilakukan oleh mantri
hewan atau petugas dinas peternakan secara serentak di wilayah tertentu yang
diduga akan terjadi penyebaran penyakit menular. Vaksinasi terutama dilakukan
untuk mencegah terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) serta dakangan (orf).
3. Pencukuran Bulu Kambing
Bulu kambing perlu juga dicukur untuk mengatur panas tubuh
dan menjaga kesehatan kambing. Pencukuran bulu kambing biasanya dilakukan
setelah kambing dimadikan. Ketika dicukur, kaki kambing perlu diikat untuk
mempermudah pencukuran bulu.
4. Pemotongan Kuku Pada Kambing
Kuku kambing yang panjang akan membuat kambing mudah terkena
infeksi, terpeleset dan tidak bisa menjaga keseimbangan ketika berjalan. Karena
itu, kuku yang sudah panjang harus dipotong dengan gunting tajam, setidaknya
setiap dua bulan sekali. Selain itu, kotoran yang berada di sela-sela kuku juga
harus dibersihkan.
5. Pemotongan Tanduk Kambing Bakalan
Tanduk kambing yang tajam bisa melukai kambing lain yang
sekandang. Selain itu, fungsi tanduk dalam peternakan sering kali tidak
diperlukan. Karena itu, ketika kambing berumur 2-3 bulan, peternak akan
memanasi tempat tumbuh tanduk dengan cara menempelkan besi membara di tanduk.
Kemudian, bagian yang dipanasi tadi diolesi dengan vaselin atau salep
antibiotik untuk mencegah infeksi. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
tumbuhnya tanduk. Namun, kegiatan ini kurang efisien karena sering membuat
kambing menjadi stres.
6. Mengeluarkan
Kambing Dari Kandang (Olahraga)
Berdasarkan pengalaman peternak, kambing yang sering
dikeluarkan dari kandang memiliki tingkat pertumbuhan dan daya tahan yang lebih
bagus dibandingkan dengan kambing yang terus dikandangkan. Aktivitas kambing di
luar kandang juga membantu kambing dalam mengendorkan otot-otot. Untuk sistem
pemeliharaan secara intensif, biasanya kambing tidak digembalakan keluar
kandang.
7. Memberi Tanda Pada Kambing
Untuk memudahkan pengenalan, ternak perlu diberi tanda
pengenal. Di beberapa peternakan yang sudah maju, setiap kambing memiliki tanda
yang khas. Misalnya, diberi nomor pada telinga dengan cara mentatonya,
memberikan kalung bernomor di setiap leher ternak atau dengan memakaikan nomor
tag.
PAKAN UNTUK
KAMBING
·
Pemberian
Pakan
Pakan berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, seperti
produksi (tumbuh besar, gemuk dan susu) dan untuk bereproduksi (kawin, bunting,
beranak, menyusui). Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhannya dan
jumlahnya disesuaikan dengan status fisiologis ternaknya. Sebagai patokan umum
yaitu 10% bahan segar atau 3% bahan kering dihitung dari bobot badannya. Contoh
bila bobot hidup kambing 25 kg maka pemberian hijauan segar sekitar 2,5 kg atau
0,75 kg hijauan kering.
Pakan untuk kambing dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
sumber energi, sumber protein dan sumber mineral. Sumber energi antara lain
biji-bijian : jagung, sorghum, dedak padi, dedak gandum, dedak jagung, ketela
rambat, singkong, onggok, rumput-rumputan dan jerami padi. Bahan pakan yang
merupakan sumber protein antara lain jenis leguminosa glirisidia, turi,
lamtoro, centrosema, sisa pertanian seperti : daun kacang, daun singkong,
bungkil kedelai, biji kapas, ampas tahu, ampas kecap dan lain-lain. Sebagai
sumber mineral dapat ditambahkan garam atau mineral mix. Air minum harus
tersedia di dalam kandang.
Hijauan dapat disediakan dengan cara mencari di alam atau
dapat dibudidayakan. Penanaman dapat dilakukan di areal yang tidak dimanfaatkan
untuk tanaman pertanian, seperti di galengan/pematang sawah pinggir jalan,
tanah desa, dilereng atau bahkan dapat ditanam sebagai pagar hidup, dan di area
tanam sebagai monokultur.
Berbagai jenis hijauan yaitu rumput (rumput alam, rumput
gajah, setaria, rumput benggala, rumput raja dan lain sebagainya). Selain itu
jenis hijauan lain yaitu leguminosa (daun, kacang-kacangan, lamtoro, turi,
glirisidia, kaliandra, albasia dan lain-lain). Hijauan yang berasal dari sisa
hasil panen seperti daun ubi, daun nangka, jerami kacang tanah, jerami kacang
kedelai, jerami jagung dan daun pisang juga dapat digunakan sebagai pakan
kambing.
Dalam pemberian pakan hijauan, perlu diperhatikan imbangan
antara rumput dan daun leguminosa dikaitkan dengan kondisi fisiologis ternak.
Pada kambing dewasa, pemberian pakan rumput dan leguminosa dapat diberikan
dengan perbandingan 3:4. Namun bila ternak dalam keadaan bunting, sebaiknya
perbandingan 3:2. Lain halnya bila kambing sedang menyusui, perbandingan
sebaiknya 1 : 1. Anak kambing lepas sapih diberikan rumput dan daun leguminosa dengan
perbandingan 3:2. Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa
digunakan hendaknya diangin-anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari
terjadinya bloat (kembung) pada kambing.
Pakan sebaiknya diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), dan
diberikan juga air minum dan garam beryodium secukupnya. Untuk kambing bunting,
induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dkawinkan perlu
ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur berupa campuran dedak, ampas
tahu dan bahan lain yang ada didaerahnya sebanyak 0,5 – 1 kg/ekor/hari.
Bahan pakan berupa hijauan juga dapat diawetkan pada saat
hijauan melimpah seperti membuat silase atau hay. Jerami padi, kacang-kacangan,
limbah pertanian lainnya juga dapat diawetkan sebagai pakan kambing disaat
musim kemarau.
PASCA PANEN
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah
dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila
kambing hendak dijual sebaiknya pada saat berat badan tidak bertambah lagi
(umur sekitar 1-1,5 tahun), dan permintaan akan kambing cukup tinggi. Harga
diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging
eceran.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://www.kambingakikah.com/tag/perawatan-kambing/
·
Sarwono, 2003. Beternak Kambing Unggul.
Jakarta: Penebar Swadaya.
3 komentar:
Boleh juga artikelnya,,, bisa di coba tuh
bisa dicoba tuhhh
siipp
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.