TUGAS
BIOKIMIA
KEGUNAAN
ENZIM DAN PERANNYA DALAM PRODUK PETERNAKAN
Nama
:
Dewi Agus Saputri
NIM
:
C31120067
Gol
:
A
Dosen
: Erfan Kustiawan, S. Pt. MP
PROGRAM
STUDI PRODUKSI TERNAK D-III
JURUSAN
PETERNAKAN
POLITEKNIK
NEGERI JEMBER
2013
Kegunaan Enzim Dan
Perannya Dalam Produk Hasil Peternakan
A. Enzim dalam Industri Makanan dan
Minuman
Dalam bidang bioteknologi enzim merupakan salah satu
produk yang banyak digunakan atau diaplikasikan untuk keperluan industri
seperti industri makanan, minuman, farmasi, kosmetik dan lain sebagainya.
Beberapa contoh jenis enzim yang umum dan banyak digunakan dalam industri makanan
dan minuman antara lain:
1) Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses
pembuatan keju (cheese) yang terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan
yeng tersusun atas protein yang terutama kasein yang dapat mempertahankan
bentuk cairnya. Rennet merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada
susu pada saat proses pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis
kasein terutama kappa kasein yang berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan.
Enzim yang paling umum yang diisolasi dari rennet adalah chymosin. Chymosin
dapat diisolasi dari beberapa jenis binatang, mikroba atau sayuran. Chymosin
yang berasal dari mikroorganisme lokal atau asli yang belum mendapat rekayasa
genetik dalam aplikasi pembuatan keju atau cheddar kadang-kadang menjadi kurang
efektif.
2) Katalase
Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati
sapi (bovine livers) atau sumber mikrobial. Katalase digunakan untuk mengubah
hidrogen peroksida menjadi air dan molekul oksigen. Enzim ini digunakan secara
terbatas pada proses produksi keju. Hidrogen peroksida selain digunakan sebagai
agen bleaching atau pemutih di industri kertas atau tekstil, juga digunakan
untuk melindungi buah dan sayuran segar dari bakteri patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun digunakan dalam
sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak perlu
pendinginan.
3) Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis
lemak susu dan memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena
adanya asam lemak bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Mikroba
penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas
aeruginosa, Serratia marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis.
Enzim lipase ini digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak
bebas, gliserol, berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang
dimodifikasi atau diesterifikasi dari substrat yang murah, seperti minyak
kelapa sawit. Produk-produk tersebut secara luas digunakan dalam industri
farmasi, kimia dan makanan. Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan
untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi
enzim lipase untuk sintesis senyawa organik semakin banyak dikembangkan,
terutama karena reaksi menggunakan enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif.
Aktifitas katalitik dan selektivitas enzim tergantung dari struktur substrat,
kondisi reaksi, jenis pelarut, dan penggunaan air dalam media. Contohnya
biosintesis senyawa pentanol, hexanol & benzyl alkohol ester, serta
biosintesis senyawa terpene ester menggunakan enzim lipase yang berasal dari
Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat ini lipase yang banyak
digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.
4) Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan peptida dari senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi
senyawa lain yang lebih sederhana (asam amino). Protease yang dipakai secara
komersial seperti serine, protease, dan metalloprotease biasanya berasal dari Bacillus subtilis yang mempunyai
kemampuan produksi dan sekresi enzim yang tinggi.
Enzim protease berfungsi melembekkan, melembutkan atau menurunkan gluten yang
membentuk protein. Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin dan
papain sebagai bahan pengempuk daging. Enzim protease dapat digunakan sebagai
pelembut daging bagi daging yang liat supaya mudah dikunyah, dan membantu
menanggalkan kulit ikan dalam industri pengetinan ikan.
- Jenis-Jenis
Enzim dalam
Industri Pakan Ternak
Terdapat empat type enzim yang mendominasi pasar pakan
ternak saat ini yaitu enzim untuk memecah serat, protein, pati dan asam pitat
(sheppi, 2001).
1.
Enzim Pemecah Serat
Keterbatasan
utama dari pencernaan hewan monogastrik adalah bahwa hewan-hewan tersebut tidak
memproduksi enzim untuk mencerna serat. Pada ransum makanan ternak yang terbuat
dari gandum, barley, rye atau triticale (sereal viscous utama), proporsi
terbesar dari serat ini adalah arabinoxylan dan ß-glucan yang larut dan tidak
larut (White et al., 1983; Bedford dan Classen, 1992 diacu oleh Sheppy,
2001). Serat yang dapat larut dan meningkatkan viskositas isi intestin
yang kecil, mengganggu pencernaan nutrisi dan karena itu menurunkan pertumbuhan
hewan. Untuk memecah
serat, enzim-enzim xylanase dan ß-glucanase) dapat menurunkan tingkat variasi
nilai nutrisi pada ransum dan dapat memberikan perbaikan dari pakan ternak
sekaligus konsistensi responnya pada hewan ternak. Xylanase dihasilkan
oleh mikroorganisme baik bakteri maupun jamur.
Peningkatan
penampilan ayam pedaging yang diberi ransum basal polar dengan suplementasi
enzim xilanase ini, kemungkinan juga berkaitan dengan peningkatan kecernaan
protein dan lemak disamping kenaikan kecernaan serat kasar. Dengan peningkatan
kecernaan gizi dan pertumbuhan unggas tersebut, dapat mendorong peningkatan
penggunaan bahan pakan lokal yang tersedia di dalam negeri. Kondisi
ini diharapkan akan mampu meningkatkan kemandirian perunggasan nasional.( www.poultryindonesia.com)
2.
Enzim Pemecah Protein
Berbagai bahan
mentah yang digunakan sebagai bahan pakan ternak mengandung protein.
Terdapat variasi kualitas dan kandungan protein yang cukup besar dari
bahan mentah yang berbeda. Dari sumber bahan protein primer seperti
kedelai, beberapa faktor anti nutrisi seperti lectins dan trypsin inhibitor
dapat memicu kerusakan pada permukaan penyerapan, karena ketidaksempurnaan
proses pencernaan. Selain itu belum berkembangnya sistem pencernaan pada
hewan muda menyebabkan tidak mampu menggunakan simpanan protein yang besar di
dalam kedelai (glycin dan ß-conglycinin).
Penambahan
protease dapat membantu menetralkan pengaruh negatif dari faktor anti-nutrisi
berprotein dan juga dapat memecah simpanan protein yang besar menjadi molekul
yang kecil dan dapat diserap.
3.
Enzim pemecah Pati
Jagung
merupakan sumber pati yang sangat baik sehingga para ahli gizi menyebutnya
sebagai bahan mentah standard emas. Sebagian besar ahli gizi tidak
mempertimbangkan pencernaan jagung adalah jelek: kenyataannya bahwa 95 %
dapat dicerna. Namun hasil penelitian Noy dan Sklan (1994) yang
diacu oleh Sheppi (2001), pati hanya dicerna tidak lebih dari 85 % pada ayam
broiler umur 4 dan 21 hari. Penambahan enzim amylase pada makanan ayam
dapat membantu mencerna pati lebih cepat di intestin yang kecil dan pada
gilirannya dapat memperbaiki kecepatan pertumbuhan karena adanya peningkatan
pengambilan nutrisi.
Pada masa
aklimatisasi, anak ayam sering menderita shok karena perubahan nutrisi,
lingkungan dan status imunitasnya. Penambahan amilase, biasanya juga
bersamaan dengan penambahan enzim lain, untuk meningkatkan produksi enzim
endogeneous telah terbukti dapat memperbaiki pencernaan nutrisi dan
penyerapannya.
4.
Enzim Pemecah Asam pitat
Phospor
merupakan unsur esensial untuk semua hewan, karena diperlukan untuk
mineralisasi tulang, imunitas, fertilitas dan juga pertumbuhan. Swine dan
Unggas hanya dapat mencerna Phospor dalam bentuk asam pitat yang terdapat dalam
sayur sekitar 30-40 %. Phospor yang tidak dapat dicerna akan keluar
bersama kotoran (feces) dan menimbulkan pencemaran.
Enzim pytase
dapat memecah asam pytat, maka penambahan enzim tersebut pada pakan ternak akan
membebaskan lebih banyak phospor yang digunakan oleh hewan. Enzime phytase
banyak dikenal dapat menghilangkan pengaruh anti nutrisi asam phitat.
Penggunaan enzime phytase dalam pakan akan mengurangi keharusan
penambahan sumber-sumber fosfor anorganik mengingat fosfor asal
bahan baku tumbuhan terikat dalam asam phitat yang mengurangi ketersediaannya
dalam pakan. Padahal suplementasi fosfor anorganik misalnya mengandalkan di
calcium phosphate maupun mono calcium phosphate relatif mahal belakangan ini.
Di samping itu, fosfor yang terikat dalam asam phitat yang tidak bisa dicerna
sempurna oleh sistem pencernaan hewan monogastrik akan ikut dalam feses dan
menjadi sumber polutan yang berpotensi mencemari tanah. Fosfor adalah tidak
terurai dalam tanah sehingga dalam jangka panjang, pembuangan feses dengan
kandungan fosfor tinggi akan menimbulkan masalah bagi tanah.
Terdapat dua
keuntungan menggunakan phytase dalam pakan ternak yaitu:
(1) pengurangan
biaya pakan dari pengurangan suplemen P pada makanan dan (2) pengurangan polusi
dari berkurangnya limbah melalui feces.
2 komentar:
daftar pustaka ny yg berkaitan dengan enzim protease nggak ada ya ??
Halo, saya Helena Julio dari Ekuador, saya ingin berbicara tentang Layanan Pendanaan Le_Meridian tentang topik ini.Le_Meridian Layanan Pendanaan memberi saya dukungan keuangan ketika semua bank di kota saya menolak permintaan saya untuk memberi saya pinjaman 500.000,00 USD, saya mencoba semua yang saya bisa untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank saya di sini di Ekuador tetapi mereka semua menolak saya karena kredit saya rendah tetapi dengan rahmat Tuhan saya jadi tahu tentang Le_Meridian jadi saya memutuskan untuk mencoba mengajukan permohonan pinjaman. dengan insya Allah mereka memberi saya pinjaman 500.000,00 USD permintaan pinjaman yang ditolak bank-bank saya di sini di Ekuador, sungguh luar biasa melakukan bisnis dengan mereka dan bisnis saya berjalan dengan baik sekarang. Berikut adalah Email Investasi Pendanaan Le_Meridian / Kontak WhatsApp jika Anda ingin mengajukan pinjaman dari mereka.Email:lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.comWhatsApp Contact: 1-989-394-3740.
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.